Rabu, 27 Januari 2016

Rain 1 (Kaistal)

Diposting oleh Unknown di 05.33


Title : RAIN
Cast : Jung Soojung, Kim Jongin & Oh Sehun


Happy Reading ^^

“Hahhh!” Soojung menutup mulutnya dengan tangan karena terkejut ketika baru saja matanya menangkap sosok lelaki yang sangat ia kenali. Dijarak sekitar sepuluh meter dari tempatnya berdiri, sosok yang membuat Soojung terkejut itu tampak sedang bercengkerama bersama Park Chanyeol yang bersandar didinding.
“Soojung, kau kenapa?” Seulgi menatap Soojung heran karena Soojung tiba-tiba saja membeku yang secara otomatis juga membuatnya ikut berhenti.
“Bukankah itu Kim Jongin?” Soojung menunjuk dengan dagunya pada sosok yang membuatnya menghentikan langkah itu.
“Ahh kau benar. Itu Jongin. Tapi bukankah dia di Amerika?” Seulgi malah bertanya pada Soojung yang membuat Soojung sebal. Tentu saja Soojung tidak tahu.
“Molla. Apa dia pindah?” Kini Soojung yang membuat Seulgi sebal. Tentu saja Seulgi tidak tahu. Seulgi hendak menjawab tapi suara Soojung mendahuluinya.
“Tentu saja kau tidak tahu. Iya kan?” Ejek Soojung sambil tertawa lalu berbalik arah. Seulgi sempat terbengong sebentar saat Soojung memutar arah. Tentu saja temannya dari SMP itu tidak ingin berjalan melewati sahabat laki-lakinya itu. Ya. Kim Jongin adalah sahabat Jung Soojung bersama-sama dengan Kang Seulgi dan Park Chanyeol. Seulgi segera berlari mensejajarkan langkahnya menyusul Soojung yang berjalan cepat didepannya.
“Ya Jung Soojung, kenapa harus menghindar? Harusnya kita menyapa Jongin karena sudah satu tahun kita tidak bertemu dengannya.” Seulgi mengoceh panjang lebar yang hanya ditanggapi Soojung dengan sebuah cengiran.
“Aku kan masih marah padanya.”
#Rain
“Jongin...” Soojung memukul-mukul pelan lengan Jongin yang masih berkutat dengan bukunya. Pemuda berambut cokelat dengan poni yang menutupi dahinya itu segera menoleh pada Soojung yang sedang ber-aegyo. Jongin mendesah pelan sebelum bersuara.
“Wae?”
“Ayo kita membolos. Kali ini saja.” Soojung masih bersikukuh untuk mengajak sahabat kesayangannya itu untuk membolos. Jongin memandang Soojung dengan pandangan yang sudah sangat Soojung hafal.
“Aku tidak mau. Pergi saja bersama Park Chanyeol atau Kang Seulgi. Kau akan mengatakan itu kan?” Soojung mengatakannya dengan nada yang dibuat-buat agar terkesan seperti ia sedang marah tapi yang terdengar ditelinga Jongin justru malah terdengar sangat lucu membuat pemuda itu tak dapat menolak permintaan Soojung. Yahh, membolos sekali tidak apa kan? Hanya sekali ini saja.
“Tidak.” Raut wajah Soojung terlihat berbinar ketika Jongin mengatakan ‘tidak’. Soojung tersenyum manja dan menaikkan sebelah alisnya, “lalu?” ucap Soojung meminta penjelasan yang lebih.
“Ayo kita membolos. Untuk pertama dan terakhir kali tentu saja.”
“Kau mengatakan itu untuk dirimu sendiri. Aku kan sudah sering membolos, jadi mana mungkin ini yang pertama.” Soojung mengerucutkan bibirnya sebal dengan kalimat yang Jongin ucapkan. Jongin tertawa ringan sebelum ia berkemas, memasukkan semua buku pelajaran.
“Aku ingin mengajak Seulgi dan Chanyeol.” Soojung mengambil ponselnya dari saku seragamnya. Jongin melongo ketika Soojung secara terang-terangan memegang ponsel.
“Kau juga membawa ponsel meski tahu tidak diperbolehkan? Kau benar-benar...”
“Shut up. Berisik.” Jongin segera merebut ponsel Soojung dan mengantonginya.
“Apa yang kau...”
“Kita membolos berdua. Hanya berdua saja.” Sela Jongin sambil menarik tangan Soojung.
.
.
“Ahhhhh lega sekali rasanya.” Soojung merentangkan tangannya dengan kepala yang mendongak kelangit. Jongin diam-diam tersenyum mengamati tingkah Soojung. Keputusannya kali ini memang tepat untuk membolos. Setidaknya ia bisa melihat senyum dan tawa Soojung hanya seorang diri tanpa harus berbagi dengan Kim Taehyung yang sering memperhatikan Soojung. Dan juga, hari ini Soojung terlihat lebih cantik dari biasanya.
Arrrgghhh... Jongin segera menggeleng-gelengkan kepalanya. Pikiran macam apa itu? Memalukan.
“Jongin.. sepertinya hujan akan turun. Bagaimana ini?” Soojung terlihat bingung. Dan belum sempat Jongin menjawab, butiran-butiran bening seperti kristal jatuh mengenai tubuh mereka. Jongin lantas menarik tangan Soojung membawanya berlari untuk mencari tempat berteduh.
Dan disinilah sekarang mereka berada, didepan sebuah toko yang telah tutup. Soojung menggesek-gesekkan telapak tangannya agar terasa hangat. Jongin mengamatinya.  Wajah Soojung yang datar, gerakan-gerakan ringannya saat menggesek telapak tangannya membuat rambut yang Soojung selipkan ditelinga jatuh menutupi wajahnya sehingga wajah yang menjadi objek pandangan Jongin sedikit tertutupi. Tiba-tiba entah keberanian datang darimana, tangan Jongin terulur menyibakkan rambut yang terjatuh itu kembali ketempatnya. Soojung menoleh kekanan yang berarti menjadikan matanya bertemu secara langsung dengan mata Jongin. Dan disinilah Soojung kembali merasakan jutaan kupu-kupu berterbangan diperutnya, juga jantungnya yang berdebar lebih kencang dari biasanya ketika ia memandang tepat pada mata Kim Jongin. Soojung masih ingat ketika pertama kali ia merasakan perasaan aneh ini. Ketika awal mula ia bertemu dengan Jongin saat pemuda berkulit tan itu membantunya berdiri karena terjatuh saat bola basket yang dioper Chanyeol tepat mengenai kepalanya. Dan sudah hampir dua tahun, ia masih saja merasakan perasaan itu. Soojung tersadar dan segera memukul tangan Jongin yang masih berada diatas telinganya. Tampaknya Jongin terbawa suasana karena hujan. Jongin segera menurunkan tangannya dan menunduk. Canggung.
“Aku benci hujan.” Kalimat yang Jongin ucapkan mampu membuat Soojung menoleh dan menatapnya heran. Sedetik kemudian Soojung tertawa keras.
“Bukannya kau suka sekali dengan hujan?” Soojung masih tertawa. Namun tawanya pelan-pelan memudar saat ia melihat Jongin masih menunduk.
“Tapi aku sekarang benci hujan.” ucapnya sangat pelan. bahkan Soojung tidak akan mendengar jika gadis itu kini tidak sedang menatapnya intens.
“Kau sangat menyukai hujan.” Soojung tersenyum aneh saat mengatakannya.
“Aku bilang aku tidak suka hujan, Jung Soojung. Kenapa kau cerewet sekali, huhh?” bentak Jongin pada Soojung yang membuat gadis itu sangat terkejut. Tidak pernah ia melihat Jongin semarah ini. Dan ini hanya masalah sangat sepele. Ya tuhan... hanya karena hujan?
Dan keterkejutan Soojung bertambah dua kali lipat saat tiba-tiba Jongin berlari menerobos hujan meninggalkannya yang masih terpaku. Dan perlahan butiran bening jatuh dipipi Soojung.
#Rain
.
.
.
Soojung memegang dadanya. Jantungnya berdetak normal dan tidak ada jutaan kupu-kupu yang berterbangan, yang ada hanyalah suara dari cacing diperutnya~lapar~. Soojung meringis pada Seulgi yang tertawa geli saat mendengar jeritan para cacing diperut Soojung.
“Jadi kenapa kau memegangi dadamu?” tanya Seulgi saat mereka sudah berada dikantin sekolah.
“Jantungku biasa saja saat aku melihat Jongin.” Jawab Soojung dengan mulut yang penuh makanan.
“Taentu saja, kau kan tidak melihat tepat dimatanya.”
“Ahh.. aku lupa itu.”
“Jadi kau masih marah padanya?”
“Tentu saja. Dia meninggalkanku dengan sangat kejam.”
“Tapi kurasa ia kembali kesini untuk meminta maaf padamu.” Ucapan Seulgi membuat Soojung berbinar.
“Benarkah? Semoga saja.” Soojung kegirangan.
.
.
.
.
.
Kim Jongin tertawa mendengar cerita dari Park Chanyeol. Ia sangat merindukan sahabat-sahabatnya, Park Chanyeol, Kang Seulgi dan tentu saja Jung Soojung. Tapi dimana kini Jung Soojung? Ia sama sekali belum melihat sahabatnya yang satu itu.
“Kau berbeda sekali sekarang.” Kalimat yang dilontarkan Chanyeol membuatnya kembali kealam nyata. Jongin tertawa.
“Ya. Ini bukan Jongin yang hanya menghabiskan hari bersama tumpukan buku pelajaran tapi Kai yang dikelilingi wanita-wanita cantik.” Jongin mengatakannya sembari menggoda gadis yang lewat dengan tatapan matanya yang terlihat seksi. Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya pura-pura tak percaya.
“Bagus jadi aku tidak perlu malu bersahabat dengan kutu buku seperti dulu.” Jongin tertawa.
“Bersiaplah menjadi sahabat Kai, calon murid populer.” Jongin merangkul pundak Chanyeol yang lebih tinggi darinya.
“Tapi untuk menggulirkan gelar itu dari Oh Sehun sangatlah susah, Kim Jongin.” Chanyeol meledek Jongin.
“Kita lihat saja nanti.” Jongin menaikkan alisnya dan menyeringai.
“Dan ngomong-ngomong, panggil aku Kai. Aku sudah lama tidak dipanggil Jongin jadi sangat aneh ketika mendengarnya lagi.”
“Jadi kau di amerika dipanggil Kai?”
“Tentu saja. Keren bukan?”
.
.
.
Oh Sehun tersenyum ketika melihat gadis yang sangat ia hafal berlari-lari dilapangan mengejar bola basket yang menggelinding. Gadis pemilik rambut cokelat yang dikuncir asal-asalan itu tampak terlihat begitu lelah karena bola yang ia kejar terus saja bergerak menjauhinya.
“Jung Soojung.” Gumam Sehun pelan.
.
.
.
.
Kim Jongin menyipitkan matanya untuk memperjelas pandangannya yang terganggu oleh sinar matahari. Dilapangan sana tampak sosok yang sangat ia kenal sedang menjadi pusat perhatian orang lain bukan karena kecantikannya tapi karena sosok pemuda tinggi berkulit putih dan berambut pirang lah yang membuat Soojung menjadi pusat perhatian. Tentu saja, saat ini pemuda pirang itu sedang tersenyum dan menatap mata Soojung dalam yang membuat Soojung terlihat sangat terkejut.
“Mereka berkencan?” Jongin bertanya pada Chanyeol yang juga memandang dua anak manusia itu.
“Ini bahkan pertama kalinya aku melihat Sehun tersenyum sangat manis pada seorang gadis.”
“Benarkah?”
“Benar. Setelah ini aku akan menemui Soojung dan bertanya apa yang diucapkan Sehun padanya.” Chanyeol tampak berapi-api.
“Ya!!! Itu memalukan bodoh.”
“Ani. Soojung kan masih sahabatku.” Dan Jongin hanya mampu diam.
.
.
.
Jongin berjalan sendirian menuju toilet dan dari arah berlawanan tampak Sooojung berjalan dari toilet. Ini adalah kali pertama mereka bertemu secara langsung setelah satu tahun. Dan Soojung, gadis itu teramat senang bisa melihat sahabatnya itu lagi. Dan Soojung menghentikan langkahnya, menyambut Jongin yang semakin mendekatinya sambil tersenyum.
“Jongin, kau kem.....” Soojung membiarkan kalimatnya mengambang tanpa terselesaikan. Ya. Jongin melewatinya begitu saja tanpa senyum ataupun sapaan. Hanya tatapan sekilas dan demi apapun Soojung berani bertaruh, tatapannya datar~layaknya orang yang tidak saling mengenal~.
Soojung melongo saat Jongin tak sedikitpun menoleh kebelakang. Dan rasanya jika membunuh itu diperbolehkan tanpa harus berurusan dengan hukum, ingin sekali Soojung membunuh sahabatnya yang belagu itu.
.
.
.
“Eomma.. aku pulang.” Soojung segera membuka lemari pendingin dan langsung menegak air dingin. Ibunya yang sedang menyiapkan seperangkat obat-obatan dan makanan terlihat sangat telaten dan  teliti.
“Apa Eonni sakit lagi?” nyonya Jung hanya tersenyum menanggapi pertanyaan putrinya.
“Biar aku saja yang mengantar Eomma.” Soojung merebut nampan yang sudah disiapkan ibunya dan membawanya naik kelantai dua. Kekamar kakaknya.
.
.
.
Sehun memandangi foto seorang gadis yang ada dilayar ponselnya. Berkali-kali ia menzoom foto itu agar dapat memperhatikan lebih detail dari setiap inci wajah si gadis. Ia tersenyum namun senyumnya bukan senyum yang bahagia, tapi senyum yang terlihat sangat menyedihkan. Ya. Siapa yang tahu dibalik kepopulerannya, pemuda itu sangatlah rapuh.

0 komentar:

Posting Komentar

 

yulyuraaa Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos